Friday, October 28, 2005

Selamat Idul Fitri

30 hari lamanya
berusaha menahan gejolak dalam dada
tuk tunaikan perintah agama
agar menjadi manusia seutuhnya

30 hari lamanya
Merasakan menjadi seorang papa
Merasakan menjadi tak berpunya
Merasakan menjadi ciptaan Nya

30 hari lamanya
seakan tak terasa
menikmati itu semua merupakan anugerah terindah
dalam setahun menjalani realitas

Hari ini kemenangan tlah tiba
bersilaturahmi dengan sesama
mempererat persaudaraan
memperbanyak cinta

Hari ini, hari Idul fitri
ku hanya meminta pada sekalian
Mohon Maaf lahir dan batin
Semoga damai memancar dari hati

NB : buat temen-temen dan pembaca yang merayakan Idul Fitri, "Selamat Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Wednesday, October 26, 2005

Kenapa ?

Sayang,
masa berlalu tak terasa
rasanya baru beberapa masa
kita mulai merajut cinta dalam palung jiwa kita

Kasih,
Aku rasa cinta kita akan menuju ke pernikahan suci
tak ku sangka kau menghapus semua mimpi
kau ingin kita memutus tali cinta dari hati

Sayang,
Kenapa kau lakukan semua ini saat kita sudah siap tuk melangkah ?
Kenapa kau tega memberi sebuah duri dalam jiwa kita ?
Apakah karena sudah tak ada rasa sayang ?

Kasih,
dari bibir yang selalu terlihat manis
ku dengar alasan perpisahan ini
kepercayaan adalah pilihan yang tak bisa terganti

Sayang,
Tak kusangka itu alasan yang kau ucapkan
Bukankah cinta ada di jiwa
tuk menghapus perbedaan yang ada ?

Kasih,
Tak adakah jalan lain
Tuk tetap menjaga tali kasih ini ?
Tuk tetap menjadikanmu permaisuri hati ?

Sayang,
jika memang kau berkeras
Kurelakan kau memutusnya
Kurelakan kau tuk menghilang dari jiwa

Kasih,
Ku kan tetap menjadi kekasih hati
Ku kan tetap berdoa untuk permaisuri hati
Ku kan tetap mengingat bahwa engkau pernah mengisi hari

Friday, October 21, 2005

Admonition

Apa yang kau dengar, sayang ?
Ceritakan pada ku semua
Janganlah hati mu resah karenanya
Karena tak semua benar adanya

Tak semua harus kau utarakan pada dunia
ada beberapa yang harus kau simpan di lubuk terdalam
ceritakan hanya pada yang kau cinta
ceritakan hanya pada yang kau percaya

Tetapi,
selalu ceritakan pada diri sendiri
selalu ceritakan pada hati nurani
selalu ceritakan pada sang Hyang Widi

Tak perlu membebaskan nafsu tuk menyelesaikan masalah
karena nafsu itu hanya akan membuat tumpul rasa
karena nafsu itu hanya akan membuat tumpul nurani jiwa
karena nafsu itu hanya akan mempuat tumpul pikiran

Kita hanya orang-orang bodoh yang diberi kesempatan
Tuk menikmati kehidupan indah
Tuk menjalankan kehendakNya
Tuk berusaha menuju citraNya

Berbesar hatilah untuk semua
bahwa segala sesuatu pasti ada waktunya
selalu ingatlah padaNya
bahwa kita hanyalah serpihan debu dalam penciptaanNya

Tuesday, October 18, 2005

Sayang

Kasih,
maafkan aku
yang tak bisa mengerti
akan keinginan dirimu

Ku ingin
buat kau gembira
buat kau bahagia
buat kau tersenyum

Maafkan daku
terlalu pentingkan diri
tak pahami dirimu
butuh perhatian dariku

Ku kan coba
tuk pahami dirimu
tuk luangkan waktu

semoga
kau tau
betapa besar dirimu
bagiku

Reposted from my prev blog - 28 July 2004

Friday, October 14, 2005

Untuk Malaikat Kecilku

Cinta,
Baru beberapa masa
Kau hirup udara dunia
Kau ciptakan riang untuk keluarga kita

Sayang,
Kakakmu tertawa dan bersorak
Menyatakan sukacitanya
Ayahbundamu bersujud tuk berterima kasih padaNya

Kasih,
Sekarang kau telah berpulang
Pada Sang Khalik
Sang pemberi nafas kehidupan

Ananda,
Ayahanda hanya bisa berdoa
Agar kau tenang di sisiNya
Agar kau senantiasa bahagia disana

Ananda,
Walau kau tlah tiada
Kau akan tetap hidup dalam hati ayahbunda
Kau akan tetap jadi malaikat kecil bagi kami semua

Deep condolence for Mr. Ngadiman, i am so sorry to hear that, but God should have a nice plan for you and your family behind this, so please dont be sad.

Thursday, October 06, 2005

Indonesia, Jangan Menangis (lagi)

Seorang gadis kecil
Duduk seorang diri
Tersedu-sedu menangis
Berusaha menahan kesedihan hati

Melihat orang tersayang
Membujur kaku dengan luka menganga
Terlibas tangan-tangan orang tak bertanggung jawab
Yang hanya berani tetapi tak punya otak

Derita nestapa tak terbayangkan
Masa depan yang semakin memburam
Tak tahu kemana harus berjalan
Seakan langit runtuh, rata ke tanah

Apakah sudah tak ada nurani di hati ?
menghilangkan berpuluh-puluh jiwa
melukai beratus-ratus orang
menyengsarakan beribu-ribu orang

Tak ada lagi yang tersisa
hanya airmata yang terus berderai
dan hati yang nelangsa
tak tau sampai kapan kan hilang

Akankah hal ini kan terus berulang ?
Sampai kapan harus hati harus trus terluka ?
Apakah tak ada hal yang bisa dilakukan,
'tuk mendamaikan nusantara ?

dedicated special for : orang-orang yang melakukan tindakan yang membuat sedih bangsa Indonesia.

Tuesday, October 04, 2005

Pejuang Kehidupan

Aku sudah mulai bekerja
saat kalian masih enak-enakan menikmati empuknya kasur pegas kalian
Aku harus berjalan kaki untuk menuju ke tempat dimana aku kerja
saat kalian dengan enaknya memilih mobil mana yang akan kalian pakai untuk menuju ke tempat kerja kalian
Aku kerja di bawah terik matahari yang menyengat
saat kalian sedang duduk di kursi empuk dan menikmati udara dingin yang dihembuskan oleh penyejuk udara di ruangan kalian
Aku makan di bawah pohon ditemani debu-debu jalanan di sekitarku dan musik dari suara klakson dan mesin kendaraan yang lewat
saat kalian berada di kafe-kafe menikmati masakan yang dimasak koki bertaraf internasional dan mendengarkan musik hidup yang merdu
Aku masih melanjutkan pekerjaanku
saat kalian sudah enak-enakan nongkrong di pub kesukaan kalian ditemani teman-teman kalian dan minuman yang aku tidak pernah bayangkan harganya
Aku pulang dari kerja
saat kalian sudah enak-enakan menikmati empuknya kasur pegas kalian
Aku tidur beratapkan langit dan dengan semilir angin malam, ditemani beribu-ribu nyamuk kelaparan yang selalu mengganggu kenyamanan tidur
saat kalian menikmati tidur di kamar mewah kalian

Tetapi, aku menerimanya dengan lapang dada
aku tau pendidikanku tidak setinggi kalian, tetapi apakah aku salah ?
bapakku tidak mampu menyekolahkan aku sampai ke tingkat yang tinggi
sehingga aku hanya bisa lulus SD saja, tapi sekali lagi aku menerimanya
Dan sekarang aku akan semampuku untuk menyekolahkan anakku agar lebih pintar dari aku
Aku sangat tahu bahwa rupiah yang aku dapat dalam sebulan, hanyalah uang yang kalian bisa habiskan dalam hitungan jam,
tetapi pernahkah aku menyalahkan kalian karena tidak mau sedikit memberikan rejeki kalian kepada aku ?
Aku sadar pekerjaan yang aku lakukan ini tidak bisa memberikan gaji yang besar seperti milik kalian, tetapi bukankah ini lebih baik
daripada aku menjadi pencuri atau perampok atau pencopet atau mungkin malah pengebom bukan ?

Aku sudah menerima apa yang "seharusnya" aku terima, tetapi kenapa kalian selalu meminta lebih dari aku ?
Saat aku masih bisa makan dengan lauk tempe dan nasi bubur agar cukup dimakan oleh semua anggota keluargaku, disaat aku bisa membayar uang sekolah untuk kedua anakku walau kadang aku harus mengutang pada lintah darat, saat aku bisa mencukupi kebutuhan keluargaku kalian memberikan beban yang lebih berat kepadaku.
Harga-harga yang melambung tinggi, membuatku semakin tak berdaya, entah apalagi yang bisa kujual untuk mencukupi semua kebutuhan keluargaku, entah apalagi usaha yang harus aku kerjakan untuk bisa memberikan sedikit uang agar istriku dapat pergi belanja ke pasar.

Tapi sudahlah, percuma aku berkeluh kesah, toh kehidupan ini harus aku jalani, aku berharap kalian mau mendoakan aku agar mampu untuk menjalani hidup ini dan aku tidak melupakan prinsipku untuk mendapat uang dari kerja yang halal.