Hai, bukan salahku aku bekerja seperti ini, aku hanya mengikuti garis nasibku, banyak profesi yang keliatannya lebih terpandang dari aku, tetapi sebenarnya lebih hina daripada yang aku kerjakan, lihatlah para "tikus-tikus" itu, yang bisa tetap berdiri dan melangkah dengan kepala tegap, bagaikan mereka adalah orang-orang suci yang tidak mempunyai dosa sama sekali, tapi lihat akibatnya, seluruh bangsa ini terancam menjadi bangsa yang kere.
Aku memang penjaja cinta, wanita yang menjajakan tubuhnya hanya untuk berusaha mendapat beberapa lembar uang untuk membiayai kehidupannya. Tapi, apa kalian semua tahu, apa yang kurasakan saat aku bekerja ?, pekerjaan ini lebih melelahkan perasaan daripada yang kalian pikirkan. Kalian tidak tahu bahwa kadang aku menangis saat melakukan pekerjaan ini, tetapi aku harus tetap tersenyum untuk menyenangkan tamu-tamuku itu, disaat aku lelah karena telah "melayani" beberapa tamu, aku harus tetap bisa membuat wajah ini keliatan segar, untuk tetap bisa mendapat tamu lainnya, apakah kalian pernah memikirkan itu ? aku sudah bagaikan artis profesional dimana semua hal yang ada dalam pikiran tidak boleh tampak pada wajahku.
Kalian tidak tahu, bahwa saat malam hari setelah tubuh ini serasa tercabik-cabik, aku menangis sendiri dalam kesendirianku.
Benar, aku bekerja sebagai pelacur, sesuai dengan keinginanku sendiri, dan juga aku sadar bahwa aku telah memilih profesi ini, tetapi kalian tidak tahu kenapa aku akhirnya memutuskan untuk menjadi pelacur seperti ini. Kalian tidak tahu, betapa hancurnya perasaanku saat masa muda kalian pupus karena tindakan orang yang tidak bertanggung jawab, dan kalian tahu ? tidak ada yang membelaku saat itu, yang ada hanya cemoohan dan cacian yang kalian hadiahkan kepadaku, sedangkan apa salahku saat itu ? aku hanyalah anak kecil yang kehilangan kesuciannya karena preman-preman pasar itu, tapi kalian yang mengaku sebagai orang yang sudah mempunyai bathin yang kuat dan makan asam garam kehidupan pun mengganggap aku sebagai kotoran yang layak untuk dijauhkan dari kehidupan kalian.
Kemudian, disaat aku mengandung anak - yang kalian sebut sebagai anak haram itu, dimana kalian berada ? kalian tidak memberikan sedikitpun dukungan kepadaku untuk menerima kehadiran anak yang tidak tahu apapun itu, yang kalian lakukan adalah mengusir jauh "kotoran" ini dari "pandangan" kalian.
Siapa yang akhirnya menderita ? aku, aku yang melahirkan anak itu sendiri, aku yang membesarkan anak itu sendiri dan aku yang mendidiknya sendiri, itu semua dari hasil keringatku sendiri, dari hasil profesi yang aku jalani ini, dari pekerjaan yang kalian anggap sebagai "virus jahat" ini. Dari pekerjaan inilah aku berbangga, aku bisa menghargai kehidupan dan kepercayaan yang diberikan Tuhan kepadaku.
Aku sadar memilih pekerjaan ini, karena ini pekerjaan yang membuat aku bisa menghidupi anakku sekaligus kebutuhanku, aku ingin bisa membesarkan anakku dengan kondisi yang cukup dimana aku bisa membahagiakan anakku dengan memberikan apa yang berhak dia terima, apa itu salah ? aku memang hanya lulusan SD, dan aku bisa menjahit, tapi berapa yang bisa dihasilkan oleh penjahit kampung seperti aku ? berapa uang yang bisa aku terima tiap harinya ? sedangkan kalian tahu sendiri, anggota DPR yang mempunyai gaji puluhan juta itu masih mengatakan "KURANG".
Kalian hanya bisa mencemooh, dengan mengatakan, cari pekerjaan lain yang halal, tapi....apakah kalian tidak berpikir ? berapa banyak di dunia ini, orang yang mau memberikan pekerjaan kepada seseorang dengan riwayat pekerjaan seperti aku ? berapa orang di dunia ini yang akan memberikan uang sebagai modal untuk wanita seperti aku ? BERAPA ?
Oleh sebab itu, aku tahu diri, aku akan mengumpulkan uangku dari pekerjaanku ini, persetan dengan omongan dan caci-maki kalian. Aku tahu apa yang aku perbuat ini tidak disukai oleh siapapun, termasuk diriku sendiri. Tapi bagi aku saat ini, pekerjaan ini lah yang paling mungkin aku lakukan, jadi aku tetap akan melakukannya sampai suatu saat aku akan dapat memulai kehidupan baruku, tidak dengan siapa-siapa, hanya dengan anakku yang tercinta.
Anakku, kau tidak perlu tau pekerjaan dan penderitaan yang ibu alami, yang perlu kau tahu adalah bahwa cinta ibumu ini sangatlah besar untukmu, dan tugasmu adalah belajarlah dengan sebaik-baiknya serta raihlah cita-citamu.
This is a fiction story, anything related with this story is only imagination of the author.
Inspired by : Kupu-Kupu Malam (by. Titik Puspa)