Wednesday, November 30, 2005

Sahabatku

Sahabat...
Sudah beberapa rentang masa kita tak bersua
Mengejar impian dan menikmati rutinitas kehidupan
Sahabat , apakah kau tlah berubah ?
Apakah tlah kau gapai semua asa ?
Apakah kebahagiaan tlah memeluk jiwa ?

Sahabat...
Aku masih ingat masa-masa kita bersama
Berjuang bersama tuk menggapai cita
Peluh, canda, tangis, dan tawa
Seakan-akan menjadi bumbu penyedap persahabatan kita

Sahabat...
Aku berterima kasih untuk segala yang tlah kau berikan
Doa, nasihat, dukungan, perhatian dan lainnya
Persahabatan kita adalah salah satu moment terindah
Dalam perjalanan kehidupan di dunia fana

Sahabat...
Kudoakan selalu agar hidupmu selalu dinaungi kesuksesan
Kudoakan agar kebahagiaan selalu menyertai
Kudoakan persahabatan kita akan abadi selamanya

Your friend is your needs answered. He is your field which you sow with love and reap with thanksgiving.
And he is your board and your fireside. For you come to him with your hunger, and you seek him for peace. - Kahlil Gibran

ps : buat yang merasa sahabatku, puisi ini untuk kalian semua.

Friday, November 25, 2005

Kupu-Kupu Malam

Hai, bukan salahku aku bekerja seperti ini, aku hanya mengikuti garis nasibku, banyak profesi yang keliatannya lebih terpandang dari aku, tetapi sebenarnya lebih hina daripada yang aku kerjakan, lihatlah para "tikus-tikus" itu, yang bisa tetap berdiri dan melangkah dengan kepala tegap, bagaikan mereka adalah orang-orang suci yang tidak mempunyai dosa sama sekali, tapi lihat akibatnya, seluruh bangsa ini terancam menjadi bangsa yang kere.

Aku memang penjaja cinta, wanita yang menjajakan tubuhnya hanya untuk berusaha mendapat beberapa lembar uang untuk membiayai kehidupannya. Tapi, apa kalian semua tahu, apa yang kurasakan saat aku bekerja ?, pekerjaan ini lebih melelahkan perasaan daripada yang kalian pikirkan. Kalian tidak tahu bahwa kadang aku menangis saat melakukan pekerjaan ini, tetapi aku harus tetap tersenyum untuk menyenangkan tamu-tamuku itu, disaat aku lelah karena telah "melayani" beberapa tamu, aku harus tetap bisa membuat wajah ini keliatan segar, untuk tetap bisa mendapat tamu lainnya, apakah kalian pernah memikirkan itu ? aku sudah bagaikan artis profesional dimana semua hal yang ada dalam pikiran tidak boleh tampak pada wajahku.
Kalian tidak tahu, bahwa saat malam hari setelah tubuh ini serasa tercabik-cabik, aku menangis sendiri dalam kesendirianku.

Benar, aku bekerja sebagai pelacur, sesuai dengan keinginanku sendiri, dan juga aku sadar bahwa aku telah memilih profesi ini, tetapi kalian tidak tahu kenapa aku akhirnya memutuskan untuk menjadi pelacur seperti ini. Kalian tidak tahu, betapa hancurnya perasaanku saat masa muda kalian pupus karena tindakan orang yang tidak bertanggung jawab, dan kalian tahu ? tidak ada yang membelaku saat itu, yang ada hanya cemoohan dan cacian yang kalian hadiahkan kepadaku, sedangkan apa salahku saat itu ? aku hanyalah anak kecil yang kehilangan kesuciannya karena preman-preman pasar itu, tapi kalian yang mengaku sebagai orang yang sudah mempunyai bathin yang kuat dan makan asam garam kehidupan pun mengganggap aku sebagai kotoran yang layak untuk dijauhkan dari kehidupan kalian.
Kemudian, disaat aku mengandung anak - yang kalian sebut sebagai anak haram itu, dimana kalian berada ? kalian tidak memberikan sedikitpun dukungan kepadaku untuk menerima kehadiran anak yang tidak tahu apapun itu, yang kalian lakukan adalah mengusir jauh "kotoran" ini dari "pandangan" kalian.
Siapa yang akhirnya menderita ? aku, aku yang melahirkan anak itu sendiri, aku yang membesarkan anak itu sendiri dan aku yang mendidiknya sendiri, itu semua dari hasil keringatku sendiri, dari hasil profesi yang aku jalani ini, dari pekerjaan yang kalian anggap sebagai "virus jahat" ini. Dari pekerjaan inilah aku berbangga, aku bisa menghargai kehidupan dan kepercayaan yang diberikan Tuhan kepadaku.

Aku sadar memilih pekerjaan ini, karena ini pekerjaan yang membuat aku bisa menghidupi anakku sekaligus kebutuhanku, aku ingin bisa membesarkan anakku dengan kondisi yang cukup dimana aku bisa membahagiakan anakku dengan memberikan apa yang berhak dia terima, apa itu salah ? aku memang hanya lulusan SD, dan aku bisa menjahit, tapi berapa yang bisa dihasilkan oleh penjahit kampung seperti aku ? berapa uang yang bisa aku terima tiap harinya ? sedangkan kalian tahu sendiri, anggota DPR yang mempunyai gaji puluhan juta itu masih mengatakan "KURANG".

Kalian hanya bisa mencemooh, dengan mengatakan, cari pekerjaan lain yang halal, tapi....apakah kalian tidak berpikir ? berapa banyak di dunia ini, orang yang mau memberikan pekerjaan kepada seseorang dengan riwayat pekerjaan seperti aku ? berapa orang di dunia ini yang akan memberikan uang sebagai modal untuk wanita seperti aku ? BERAPA ?

Oleh sebab itu, aku tahu diri, aku akan mengumpulkan uangku dari pekerjaanku ini, persetan dengan omongan dan caci-maki kalian. Aku tahu apa yang aku perbuat ini tidak disukai oleh siapapun, termasuk diriku sendiri. Tapi bagi aku saat ini, pekerjaan ini lah yang paling mungkin aku lakukan, jadi aku tetap akan melakukannya sampai suatu saat aku akan dapat memulai kehidupan baruku, tidak dengan siapa-siapa, hanya dengan anakku yang tercinta.

Anakku, kau tidak perlu tau pekerjaan dan penderitaan yang ibu alami, yang perlu kau tahu adalah bahwa cinta ibumu ini sangatlah besar untukmu, dan tugasmu adalah belajarlah dengan sebaik-baiknya serta raihlah cita-citamu.


This is a fiction story, anything related with this story is only imagination of the author.
Inspired by : Kupu-Kupu Malam (by. Titik Puspa)

Monday, November 21, 2005

Sejenak Menepi

Menyibak pekatnya malam
Menyusuri jalanan yang mulai lengang
Menikmati indahnya lampu jalanan
Merasakan sejuknya udara malam

Ingin menepi sejenak
Keluar dari lingkaran rutinitas
Keluar dari beban yang menghimpit dada
Keluar dari jerat kehidupan

Rasa gembira menyelinap di relung dada
Seakan tak ada masalah di depan
Yang ada hanya kesenangan
Tuk menikmati kehidupan

Tapi, sudah saatnya kembali ke kehidupan
Saatnya kembali kepada yang nyata

Semua ini bukanlah hukuman
Melainkan anugerah dari Nya
untuk umat ciptaan, yang tertinggi derajatnya
untuk menjadi sama dengan citraNya.


Work is love made visible. And if you cannot work with love but only with distaste, it is better that you should leave your work and sit at the gate of the temple and take alms of those who work with joy. - Kahlil Gibran

Thursday, November 17, 2005

Kau

Sedih kurasa
Saat kau tak disana
Menangis pilu
Mengenang kepergianmu

Kau ajarkanku
Rasa rindu
Rasa sayang
Rasa cinta

Kini kau tlah pergi
dan tak mungkin kembali
ku hanya bisa berdoa
Semoga kau selalu bahagia

reposted from my previous blog - Friday, July 23, 2004

Monday, November 14, 2005

Menyayangmu

Menyayangmu...
Suatu anugerah terbaik untukku
Walau masa tlah berlalu
Rasa sayangku trus bertumbuh

Mencintaimu...
Dengan segenap jiwa ragaku
Dengan sepenuh hatiku
Dengan semua kebisaanku

Memilikimu...
Kujaga selalu
Kurawat selalu
Kulindungi selalu

Membahagiakanmu....
Memberi kebahagiaan tersendiri untukku
Memberi gairah dalam jiwaku
Menambah cintaku untukmu

Sayangku, semoga kau selalu bahagia disisiku

Special for my lovely wife

Friday, November 11, 2005

Cinta

Ketika dia datang
serasa diri melayang
serasa bahagia tak kan padam
serasa surga tergenggam

Bila dia berlalu
tak ada lagi senandung lagu
tak ada lagi canda tak ada lagi wajah ceria

Yang ada hanya
tangisan
hati gundah
dan keputusasaan

(inspired by my old friend)

Reposted from my previous blog - Tuesday, July 27, 2004

Thursday, November 10, 2005

Bidadariku

Gerak manjamu
mengusik jiwa lelahku
membakar nurani jiwa
yang tlah membeku sekian lama

Sinar matamu yang lembut menggoda
memberikan keteduhan hati
menyegarkan kelesuan tubuh rapuh ini
sekaligus mengobarkan gairah kehidupan

Bibir mungil nan merah itu
menambah keceriaan hidup
memberikan sentuhan kegembiraan
dalam kungkungan rutinitas kehidupan

Wahai, bidadari
mari berjalan bersama
mengarungi samudra kehidupan
tuk menuju kebahagiaan menanti

Wednesday, November 09, 2005

Kehidupan

Melewati jejaring waktu
Menapaki jalan yang berliku
Terlintas foto kenangan
Setiap phrase kehidupan

Melarikan masa
Tak terkira kan berulang
Bagai angin menyapa
kulit kefanaan

Nikmat semata
Hilang saat berkejap
Sembilu terasa
Bagai duduk di palungan

Sang musuh berdiri dengan angkuhnya
menikmati angkara di jiwa
Meraja kemunafikan
Dilanda cemburu yang membuta

Hilang sudah kesucian
Ternoda khayal pikiran
Berpendar rasa tak jua menyapa
Menanti jiwa merindu cinta

Tak ada lagi tersisa
hanya rindu yang terbias
smoga tak lekang asa
tuk berani menunduk pada sang Esa