Seorang anak kecil, sambil berjalan terseok-seok, di tengah teriknya matahari yang sedang memancarkan kekuatannya sekaligus kasihnya ke bumi ini.
Dia, membawa sebuah gelas plastik bekas, mengasongkannya kepada setiap pengendara motor dan mobil yang berhenti di perempatan jalan sambil menunggu lampu hijau.
Anak itu tidak sendiri tapi bersama beberapa temannya, dan hebatnya lagi, mereka seperti punya perjanjian mana 'bagian' mereka untuk dimintai dan mana 'bagian' temannya.
Aku yang juga sedang berhenti, memperhatikan mereka, dan salah satu anak itu mendekati ku sambil mengasongkan gelas bekas itu yang sudah berisi beberapa keping uang.
Dia tidak berbicara hanya matanya yang memandangku, dengan tatapan yang memelas...
Aku menggoyang-goyangkan tanganku, sambil berkata 'lainnya saja...'
Setelah lampu menjadi hijau, aku menjalankan motorku lambat-lambat. Di pikiranku masih tergambar dengan jelas, tatapan matanya, tatapan mata yang meminta untuk dikasihani....
Apakah keputusanku untuk tidak memberikan 'sedikit' uang kepada mereka sudah benar ?
Sekilas pikiranku teringat sebuah berita di tv yang menceritakan kehidupan mereka, dimana mereka hanya dipergunakan oleh seseorang untuk mencari uang, anak-anak itu dijadikan 'sales' mereka untuk mendapatkan kekayaan. Sungguh biadab memang kedengarannya, tapi itulah kehidupan dunia, yang kuat yang akan memang.
Bagiku memberi mereka uang yang sebenarnya untuk membantu mereka, tapi malah membantu para 'bosnya' untuk menjadi semakin kaya, ya walau yang aku beri juga tidak akan terlalu besar, tapi sama saja judulnya tetap membantu si bos, bukan membantu si bocah.
Tapi bagaimana, jika si bocah memang bekerja untuk dirinya sendiri, alias dia memang meminta-minta untuk mencukupi kebutuhannya sendiri dan bukan untuk organisasi atau genk atau bos, seperti yang aku pikirkan ? jika semacam itu, berarti aku bersalah karena tidak membantunya.....
Pemikiran itu terus menerus berulang, dan sampai sekarang akupun tidak menemukan jawabannya, karena aku tak tahu mana yang benar, ini bukan masalah hati nurani atau bukan, karena hati nurani pasti akan mengatakan untuk memberi sedangkan otak sebagai tools penimbangnya, tetapi tetap harus diambil keputusan apakah akan memberi atau tidak.
Karena keputusan adalah sebuah keputusan, kita tidak tau efeknya sampai suatu waktu yang akan datang.
original posted : 16 Mei 2006
Tuesday, May 23, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment