Damai, kurindukan...
Mataku tiba-tiba tertuju pada sebuah gambar yang terpampang dalam sebuah situs berita, dimana gambar itu menampilkan dua orang anak perempuan kecil yang diletakkan dalam sebuah gerobak pasir tapi dengan mata meram, dan disitu tertulis bahwa anak perempuan itu adalah dua orang dari korban agresi sebuah negara kepada negara lainnya.
Apa salah anak-anak itu sehingga menjadi korban perang ? hm…korban perang ? kelihatannya akan lebih tepat jika disebut korban keegoisan, bukankah perang terjadi karena masing-masing negara dan pihak lebih mempertahankan keego-annya dibanding berpikir untuk kedamaian yang diidam-idamkan oleh orang waras yang hidup di dunia ini ?
Hanya karena masalah “kecil” (dan tentu saja kepentingan politik), manusia dapat dengan mudah mengambil jiwa manusia lainnya tanpa ada hukum yang mampu menjamahnya, mungkin sang Pencipta sendiri yang bisa menghukum mereka.
Mengapa manusia harus melakukan hal seperti ini ? bukankah mereka itu adalah orang - orang pintar ? orang - orang yang makan sekolahan ? orang - orang yang telah dibekali dengan pelajaran moral ? orang - orang yang seharusnya telah dewasa dalam segala tindakan mereka ?
Manusia-manusia itu seperti anak-anak kecil yang bisanya mengumbar nafsunya, mengumbar segala kemarahan yang ada dalam hati dan pikirannya tanpa pernah mau berpikir akan semua konsekuensi perbuatannya itu.
Buat apa ada sekolah ? buat apa ada ajaran-ajaran agama ? buat apa ada buku - buku tentang pelajaran moral jika manusia dewasa tetap melakukan semua itu ?
Apakah perlu Sang Pengadil itu turun tangan sendiri ? untuk membuat semua di dunia ini menjadi damai dan sejahtera seperti yang diinginkanNya pada saat mencipta semua ini ?
Kurindukan semua kedamaian itu, sebuah rasa yang sangat mahal untuk kondisi dunia sekarang ini, sebuah rasa yang sulit ditemukan dalam kondisi masyarakat sekarang ini, sebuah rasa yang hanya ada dalam mimpiku dan beberapa teman-temanku, akankah semua itu akan terwujud suatu hari nanti ?
Sekarang yang dapat kulakukan adalah memberikan damai pada orang-orang yang ada di sekitarku dan berharap orang-orang di sekitarku itu akan juga memberikan damainya kepada orang-orang di sekitarnya. Semoga damai ini bisa menyebar ke seluruh semesta.
Someday
When we are wiser
When the world’s older
When we have learned
I pray
Someday we may yet live
To live and let live
Someday
Life will be fairer
Need will be rarer
And greed will not pay
God speed
This bright millennium
On its way
Let it come
Someday
…
(OST Hunchback of NotreDame)
7 comments:
yah, namanya juga manusia yg masih tinggal di bumi, susah kalo berharap moralitas tambah baik, yg mana membunuh demi kebajikan sudah menjadi kewajiban... blah heran aku! damai di bumi aku dah ga berharap banget lagi....yg penting cari damai di hati aja lah! you're a great writer, nice posting anyways....
Setuju ama Kristee.. bahkan ada pula yang merasa dirinya pengadil, merasa empunya kebenaran yang hakiki..
Damai? mesti dicari di mana ya.. buatku, bisa jadi ada di senyum riang bocah kecil yang kutemui kemarin pagi di perempatan jalan lantaran kuberi selembar limaribuan.. atau, mungkin di segelas cocktail yang semalam begitu memabukkan.. hehehe..
nice posting, bro!
seandainya lagu imagine-nya john lennon terwujud...
Imagine there's no countries
It isn't hard to do
Nothing to kill or die for
And no religion too
Imagine all the people
Living life in peace .........
oh indahnya....
saya rada ga setuju sama komen kristee:
"yah, namanya juga manusia yg masih tinggal di bumi, susah kalo berharap moralitas tambah baik"
tidak baik ah bersikap apatis begitu. selagi masih ada harapan, mari terus kita hidupkan semangat untuk berbuat lebih baik.
ah, yes..
everyone's hope..
sedih..sedih..tiap kali diberitakan jumlah korban yang terutama anak2, generasi penerus bangsa yang tak berdosa..
NO WAR !!!
Mustahil berharap kedamaian... dalam jiwa keegoisan sebagian orang yg haus kekuasaan.
mari kita benahi dari dalam, hati kita..krn kedamaian sesungguhnya ada dalam hati yg bersih :)
Post a Comment