Wednesday, September 20, 2006

Sejenak, Kembali Ke Kotamu

esunyian itu kembali menyapaku, tak henti mengalir memasuki bagian terdalam pikiranku yang terus mengembara, terbang ke awang-awang dan tak terhenti sampai menembus suatu batas imaji yang mampu dihasilkan oleh otak kecil manusia.

Godaan itu kembali muncul, bagaikan sebuah foto yang terpotret jelas dalam ingatan, sebuah kota kecil yang damai, sebuah kota yang pernah kusinggahi beberapa waktu silam dan sempat kunikmati keindahannya. Sebuah kota yang diapit oleh pegunungan dan lautan.

Udara yang begitu menyejukkan hati, mendamaikan pikiran dan jiwa, suasana yang menebarkan aroma cinta, membuat kehidupan bagaikan sebuah air yang mengalir tanpa harus ada sesuatu yang mengganggunya. Memberikan kenikmatan yang tak terkira, sebuah candu yang ingin selalu kembali dinikmati. Aroma masakan khas yang menebar hampir di setiap sudut kota memberikan nuansa tersendiri.

Cita rasa seni tinggi yang memancar dari hasil karya sang ahli, mengasah rasa yang sudah tumpul karena aroma perkotaan yang sangat kental mengendap di dalam tiap pembuluh darah.

Kultur budaya kental yang memberikan suasana santai dan kelegaan bagi tubuh yang penat oleh segala hiruk pikuk kehidupan duniawi, sebuah budaya nrimo, yang gampang tuk terucap tapi sulit tuk dimengerti dan dilakukan.

Ingin kembali kesana walau hanya tuk menyapa segala yang ada, membasuh diri yang sudah terlalu kotor dengan asap debu dan kotoran-kotoran yang menempel di tubuh ini, menepi sejenak tuk merenungi sgala hakikat kehidupan. Ingin menikmati sgala apa yang terhirup di jiwa, sekedar mendamaikan dan melegakan pikiran dan jiwa, walau sejenak…

5 comments:

Admin said...

Salam kenal...:) indah banget kata-katanya "Mendamaikan dan melegakan pikiran dan jiwa"...:)

Flona said...

dimanakah itu gerangan?

Anonymous said...

sejenak kita emang perlu untuk pergi meninggalkan hiruk pikuk kota, pergi ke alam pedesaan yang tenang, sangat menyenangkan rasanya jika bisa melakukan itu....

Anonymous said...

Jadi mengingatkan akan kota kecilku di kaki gunung merapi singgalang..

kota yg indah tentram nyaman...

Anonymous said...

Yesterday still memory, present is factual, and future will be drawn.
Same place with different time, only refreshing our memory on things.
Many scars already scorched, many souls already altered, no more no less than dirt and stone. But time will make present become memory, blue or gold will be our responsibility.


Was your friend, still your friend, and forever your friend. I'm not crazy but maybe the world around me are :) but you are not crazy either :)