Saturday, December 16, 2006

Si Gila, Maafkan Aku …

Si gila, maafkan aku, yang tak menduga hal seperti itu bakal terjadi, yang dapat aku lakukan hanyalah meminta maaf kepadamu, karena saat kau hadir di lingkungan sini, aku hanya berpangku tangan, aku hanya melihatmu sebagai si gila, seseorang yang tidak waras otaknya, yang berjalan hilir mudik tanpa tujuan dan keinginan. Keberadaanmu bagiku hanyalah sebuah intermezzo kehidupan di lingkunganku ini, mungkin kadang aku menertawakan tingkahmu yang lucu, ya kuanggap engkau lucu, kadang aku takut kepadamu karena engkau dengan kegilaanmu memberikan rasa takut kepadaku, kadang aku marah kepadamu karena ketidakwarasanmu itu membuat segala hal yang kau lakukan tidak menggunakan otak sama sekali.

Si gila, disaat engkau mengalami kehamilan yang aku sendiri tak tahu bagi aku, kondisi mu itu adalah kondisi orang normal, aku tidak terganggu dengan semua itu. Aku melihat semua itu dengan pandangan mata orang yang biasa melihat keburukan yang terjadi di lingkunganku, tak ada rasa iba yang menyentuh nuraniku, tak ada rasa kaget yang menyerang otakku, mungkin aku sudah kebal dengan semua itu atau aku sudah bosan melihat segala kebobrokan yang terjadi sekitarku ? Aku tidak peduli apakah engkau sudah menikah atau belum, apakah kau diperkosa atau tidak tak ada niatan mencari tahu siapa bapak dari anakmu itu, aku acuh saja melihatnya, toch itu tidak mengganggu kehidupanku, itu yang ada di pikiranku.

Disaat engkau masuk dalam suatu berita di TV, aku baru sadar bahwa aku melakukan kekeliruan yang begitu besar, salah satu kekeliruan terbesar yang pernah aku lakukan dalam sepanjang kehidupanku, sebuah kesalahan yang menghilangkan seorang bayi tak berdosa, ya…engkau si gila memakan anak yang kau lahirkan sendiri, apakah kau salah ? banyak orang mengganggap demikian menurut aku, aku yang salah, pada saat hari-hari terakhir menjelang engkau melahirkan, aku masih dalam kondisi tak acuh melihat kondisimu padahal dari awal aku tahu bahwa engkau tidak waras, engkau bukan orang normal yang dapat berpikiran seperti orang normal dan aku tidak peduli dengan keadaanmu itu. Si gila, sekarang aku merasa aku berdosa kepadamu, karena aku adalah orang normal yang lebih gila dari dirimu, seorang normal yang lebih tak waras dari orang gila, ya aku gila dengan keacuhanku, aku tak waras karena sifat egoku. Si gila, maafkan aku…


 

Inspired by : sebuah kisah nyata yang terjadi beberapa waktu lalu

1 comment:

nie said...

ummm ini tentang perempuan yg membakar n memakan anaknya sendiri di sebuah rumah kosong itu ya?
Aku juga miris pas lihat beritanya :(

Ps. masih sakit, choen! Hiks hiks...
JLU!