Friday, September 22, 2006

Semua Rasa Ini Untukmu

Semua rasa indah yang mengembang di dalam hati
kupersembahkan semuanya untukmu
sebagai suatu tanda, bahwa kuingin yang terbaik untukmu
Tak perlu kau hiraukan semuanya
biarkan semua penghalang pupus menghilang ke dasar bumi
Tak perlu sedih melihat keadaan yang ada,
karena semuanya hanyalah sementara belaka
bagaikan musim yang selalu berganti,
mengarungi lautan waktu
Nantikan matahari yang akan selalu menyinari kehidupan kita,
nantikan sang hujan yang akan selalu menyirami kehidupan kita
Percayalah pada kasih sang Khalik, sebab itu yang akan memberikan kehidupan abadi bagi kita

(sebuah rasa yang datang sekejap dari dalam hati, yang ingin dipersembahkan untuk seseorang disana yang memberikan rasa cinta dan kasih terdalam serta tulus, untuk seorang lelaki bodoh).

Wednesday, September 20, 2006

Sejenak, Kembali Ke Kotamu

esunyian itu kembali menyapaku, tak henti mengalir memasuki bagian terdalam pikiranku yang terus mengembara, terbang ke awang-awang dan tak terhenti sampai menembus suatu batas imaji yang mampu dihasilkan oleh otak kecil manusia.

Godaan itu kembali muncul, bagaikan sebuah foto yang terpotret jelas dalam ingatan, sebuah kota kecil yang damai, sebuah kota yang pernah kusinggahi beberapa waktu silam dan sempat kunikmati keindahannya. Sebuah kota yang diapit oleh pegunungan dan lautan.

Udara yang begitu menyejukkan hati, mendamaikan pikiran dan jiwa, suasana yang menebarkan aroma cinta, membuat kehidupan bagaikan sebuah air yang mengalir tanpa harus ada sesuatu yang mengganggunya. Memberikan kenikmatan yang tak terkira, sebuah candu yang ingin selalu kembali dinikmati. Aroma masakan khas yang menebar hampir di setiap sudut kota memberikan nuansa tersendiri.

Cita rasa seni tinggi yang memancar dari hasil karya sang ahli, mengasah rasa yang sudah tumpul karena aroma perkotaan yang sangat kental mengendap di dalam tiap pembuluh darah.

Kultur budaya kental yang memberikan suasana santai dan kelegaan bagi tubuh yang penat oleh segala hiruk pikuk kehidupan duniawi, sebuah budaya nrimo, yang gampang tuk terucap tapi sulit tuk dimengerti dan dilakukan.

Ingin kembali kesana walau hanya tuk menyapa segala yang ada, membasuh diri yang sudah terlalu kotor dengan asap debu dan kotoran-kotoran yang menempel di tubuh ini, menepi sejenak tuk merenungi sgala hakikat kehidupan. Ingin menikmati sgala apa yang terhirup di jiwa, sekedar mendamaikan dan melegakan pikiran dan jiwa, walau sejenak…

Friday, September 15, 2006

Terima Kasih...

Sentuhanmu menyadarkanku, dari semua lamunan yang membuat aku bagaikan sebuah arca, membisu, tanpa ekspresi.
Kau menarikku kembali tuk mendarat kembali setelah sejenak terbang ke dunia imaji. Bukan, bukan salahmu, kau sama sekali tak menggangguku, memang aku terlena dengan pikiranku sendiri, ku ingin lepas dari segala keruwetan di dunia ini, tapi itu tak mungkin, karena aku masih manusia, ya seorang manusia yang harus tetap menjalani semua jalan yang telah diatur olehNya untuk dilewati, tuk nanti akhirnya mempertanggungjawabkannya di hadapan tahta Sang Empunya Kehidupan.

Semua masalah yang aku hadapi serasa menjadi berkumpul menjadi satu dan serasa menghantam-hantam seluruh tubuhku, lelah, sakit, nyeri, semua rasa ketidak enakan itu serasa menyerang semua bagian tubuhku, tak terkecuali. Semuanya bergumul memenuhi tiap sudut otak kecilku, meminta untuk segera dikeluarkan, bagaikan lahar di gunung merapi sang terus menerus bergelegak dan menanti untuk dilontarkan keluar.

Mungkin aku yang salah, karena segala keruwetan saat ini terjadi karena masalah yang tak terselesaikan dahulu, suatu keruwetan yang kecil dan aku diamkan karena tak aku anggap mengganggu, tapi ternyata menjadi besar dan sekarang membuat segalanya menjadi sebuah bom waktu yang sebentar lagi akan meledak, meluluhlantakkan segala yang ada di sampingnya.

Terima kasih kau telah menarikku kembali ke kenyataan yang harus aku hadapi, kenyataan yang tak mengenakkan tapi harus aku selesaikan. Sebuah rasa kasih yang terpancar dari mata dan sikapmu membuatku menjadi merasa lebih kuat tuk menyelesaikan segala keruwetan ini. Rasa pengertian yang kau tunjukkan benar-benar membuat aku tabah tuk meneruskan kehidupan ini. Rasa damai yang kau siratkan membuat segalanya menjadi lebih ringan, lebih dingin tuk dicari penyelesaiannya.

Terima kasih kau telah hadir dalam kehidupanku, terima kasih kau tetap mau menemaniku di saat sulit ini, terima kasih atas pengertian, dan kasih yang tlah kau berikan, terima kasih atas cinta yang tak pernah henti.
TERIMA KASIH……

(Special for my beloved one yang selalu mendukung aku dalam semua keadaan yang aku jalani sampai saat ini)

Friday, September 08, 2006

Happy Birthday My Blog….

Photobucket - Video and Image HostingBeribu kata tlah tertuang , beratus kalimat tlah terketik dengan rapi sejuta makna tertumpah dari keseluruhan pikiran dan kedalaman jiwa
Untaian kata dan kalimat yang menceritakan kehidupan baik yang nyata ataupun khayalan semata. Tidak semuanya nyata tapi tidak juga semuanya khayalan.

Suasana gembira, sedih, hampa, dan riang jelas menyelimuti rangkaian kalimat yang tertuang.
Keinginan yang kadang timbul tenggelam laksana sebuah perahu yang selalu terombang-ambing oleh gelombang yang mendasarinya.

Usaha yang keras tuk terus berusaha mencari makna dari arti kehidupan dan apa yang terjadi di kehidupan menjadi suatu semangat tersendiri tuk terus tetap mengetikkan huruf demi huruf.

Bagaikan air sungai yang mengalir dengan eloknya, menari-nari mengikuti jalan yang harus ditempuhnya, begitupun sang pikiran menari-nari, mencari-cari kata yang sesuai tuk mencerminkan apa yang mengendap di jiwa dan berkecamuk di sang pikiran. Tak ada niat tidak baik yang ingin di berikan, hanya mengikuti keindahan hati tuk sekedar menciptakan realitas dari khayalan. Khayalan dan kenyataan berbaur menjadi satu membangun suatu alur pemikiran, menciptakan sebuah karya yang diharapkan dapat dinikmati siapa saja yang membacanya, tak perlu pintar, tak perlu berpendidikan tinggi, tak perlu kaya, dan tak perlu terlalu lama mengeraskan otak tuk mencerna semuanya.

Hati, mata dan pikiran menjadi lebih peka dengan sekitar, menandakan pembelajaran diri yang tak henti. Memang baru setahun proses ini berjalan, tapi tlah banyak hikmah yang terserap. Semoga, pembelajaran diri ini akan tetap berjalan seiring dengan perjalanan sang waktu

(SELAMAT ULANG TAHUN BLOGKU, SEMOGA KAU TETAP MEMBERIKAN PEMBELAJARAN YANG BERMAKNA UNTUKKU)

Image Copyright : Michael Jastremski