Tuesday, January 17, 2006

Ayah...Bunda...Apa Salahku ?

Ayah....Bunda....
Kenapa kau perlakukan aku seperti ini ? Apa salahku ? Bukankah katamu aku adalah malaikat kecilmu ? Bukankah katamu aku adalah pelita kecil dalam kegelapan ?
Sekian waktu tlah kau buang untuk menanti kedatanganku, tetapi kenapa setelah aku datang, kalian malah mengabaikan aku ? kalian malah menyiksaku ? kenapa kalian perlakukan aku lebih hina dari seekor binatang peliharaan ?

Hampir sebagian besar tubuhku berwarna kehitaman, bukan karena terbakar matahari, tapi karena terbakar nafsu amarah kalian, kau tuang minyak tanah ke tubuhku dan kemudian menyalakan api, sehingga tubuhku menjadi hitam seperti ini. Apakah kalian tahu sakitnya ? apakah kalian mau ikut merasakan perihnya ? apakah kalian berpikir efeknya ? Aku tidak yakin bahwa kalian memikirkan dan merasakannya.

Apakah kalian lihat bilur-bilur di kepala, tangan, kaki, dada dan punggungku ? itu semua akibat perbuatan kalian, perbuatan yang dikendalikan oleh nafsu setan kalian. Kalian anggap apakah aku ini ? apakah kalian samakan aku dengan seekor anjing yang bisa kalian pukul, tendang, maupun kalian lempari batu dengan tanpa rasa bersalah ? Pedih, perih, panas, dan nyeri, itu yang aku rasakan, tapi apa yang aku dapat lakukan selain hanya menangis ? sedangkan kalian tetap tak bergeming untuk terus memperlakukan aku seperti itu.

Aku hanyalah anak kecil yang kalian lahirkan ke dunia ini. Anak yang baru berumur beberapa tahun, anak yang masih belum mengetahui apa itu jahat dan apa itu baik, apa itu kebenaran dan apa itu kebohongan, apa itu setan dan apa itu Tuhan, tapi kalian telah siksa aku dengan berbagai macam kekerasan yang aku sedikitpun belum kenal, apa salahku ?
Padahal, kalian tau, aku ini adalah titipan Sang Pencipta pada kalian. Ingat, TITIPAN, bukan pemberian. Kalian dititipi aku, agar aku bisa merasakan apa yang kalian sebut kebahagiaan dunia, agar aku bisa merasakan apa arti kata cinta dan sayang, agar aku bisa merasakan indahnya kehidupan di dunia, tetapi kalian telah merenggutnya lepas, kalian telah menghapus semua.

Ayah....Bunda...
Sekarang aku telah kembali kepada Sang Ilahi, aku tahu bahwa kalian menangis diatas gundukan tanah merahku, tetapi apa gunanya ? betulkah kalian telah menyesal dengan apa yang telah kalian lakukan kepadaku ? apakah kalian benar-benar tidak akan melakukan hal yang sama jika adikku lahir ke dunia ?
Semoga, kalian benar-benar akan mengubah sikap dan tindakan kalian. Disini, aku hanya bisa meminta kepada Sang Maha Pengampun, agar mau mengampuni apa yang telah kalian perbuat kepadaku, biarlah aku menunggu kalian di sisi Allah, disini.


Ditujukan untuk semua anak-anak yang telah disia-siakan oleh orang tuanya, semoga para orang tua lebih bisa menghargai, mencintai dan menyayangi anak-anaknya.

2 comments:

nie said...

Hiksss... sedihnyaaaaaaaa pas baca ini...
Manusia manusia... semuanya dibutakan nafsu dan kegelapan... GOd bless them!

The Diva said...

Frans (atau Choenhwie??),
Nice piece of writing!!
Tapi alangkah ironisnya dan kontrasnya dengan posting yang baru aja kumasukkan di blog-ku :(

Silakan baca deh. Betapa kita membidik sudut pandang yang berbeda, dan betapa perspektif manusia sangat ditentukan dari pemandangan / fenomena di sekeliling kita sehari2.