Thursday, January 05, 2006

Kurindu kotamu....

Kurindukan kotamu...
Kota yang memiliki banyak bangunan dengan arsitektur kuno berdiri dengan anggunnya. Kota dimana kapitalisme belum terlalu menyentuh kehidupan. Nuansa budaya masih kental dalam kehidupan penduduknya.

Mbok-mbok nyunggi bakul, menjajakan panganan khas, berjalan kaki nyeker menyusuri jalan raya dan kampung. Panganan khas yang selalu mengingatkan aku saat tak berada disana.
Orang-orang dengan pakaian sederhana yang mengerumuni angkringan sambil njagong dengan kaki yang dinaikkan di kursi sambil nyruput segelas kopi hangat di sore hari. Para musisi yang hidup dari pemberian sedekah di jalan, ditemani dengan selinting rokok hasil karya tangan sendiri, wah nikmatnya.

Suara gamelan mengalun lembut dibelakang hiruk pikuk aktivitas penduduknya, sejuk dan damai dalam jiwa dan pikiran bagi yang mendengarkannya.

Orang-orang yang berlalu-lalang dengan menggunakan dokar sebagai alat transportasi, sebagian yang berjalan menggunakan blangkon, sambil berjalan melenggang, tak tampak tergesa-gesa dan waktu akan selalu menunggu mereka dalam menjalani kehidupan ini, tidak seperti orang yang tinggal di kota besar yang hanya berpikir untuk mengejar waktu. Sikap bersahabat dengan tutur kata yang sangat halus menjadi ciri khas mereka, dimana orang menyapa disitulah sahabat berada, akan damailah dunia jika orang mau menyapa dan membantu orang lain tanpa berpikir balas jasa.

Ketika pagi hari, udara yang dingin terasa sampai menusuk sumsum dan kabut terlihat menyelimuti pandangan, terlihat beberapa kelompok orang, yang sambil menyungging senyum di mulut dan bersenda gurau, nggenjot sepeda kumbang dengan warna yang sudah memudar, saksi riwayat kehidupan pemiliknya.

Pusat pemerintahan yang berdiri dengan megah disudut pusat kota, dengan dinding yang cukup tinggi dan besi-besi yang kuat serta ornamen khas yang menghiasinya, menambah keanggunan. Riwayat mistis memberikan suasana tersendiri bagi yang merasakannya. Para penjaga yang berpakaian abdi dalem resmi terlihat tetap menjalankan tugasnya, walau banyak yang sepuh tapi keceriaan di wajah tak mau kalah dengan semangat yang ada.

Pantai nan indah membentang, pasti banyak cerita terukir. Hikayat legenda hadir di sana, seorang putri cantik yang menjadi penguasa lautan di daerah selatan pulau Jawa. Tak tahu apakah cerita itu benar adanya, yang pasti deru ombak memberikan gambaran betapa manusia adalah manusia lemah dan tak berdaya, yang hanya bisa melakukan kesombongan bagi sesamanya dan dirinya sendiri.

Mendamaikan hati dan jiwa dengan menyaksikan indahnya gunung merapi dan udara yang sejuk yang menyelimutinya. Sungguh hebat Kau Sang Pencipta, menciptakan lukisan sehebat dan seindah ini. Ingin ku melukiskannya dalam pikiran dan jiwaku tuk sekedar menyimpan keindahan itu agar langgeng.

Kapan ku kan bisa kembali ke kotamu ??

Gumregah Merapi anyundhul langit
Padhang mbulan ing candhi Prambanan
Keraton pusering buddhi
Candik ayu ing segara kidul

1 comment:

nie said...

Jogja? hehehehe.... :) kangen ke jogja ya hehehe... aku kangen rumah... kangen keluargaku jadinya...