Tuesday, January 03, 2006

Renungan di Tahun Baru

Suara terompet terdengar nyaring memekakan telinga, dan juga suara kembang api di angkasa yang disulut untuk menyambut tahun baru ini menghiasi angkasa malam dengan warna-warni yang ceria.
Tapi apakah tahun baru ini akan memberikan suasana baru dan kondisi kehidupan yang serba baru juga ?
Masih teringat setahun yang lalu, bagaimana alam memperlihatkan kekuatannya, sebuah kota di ujung utara di porak-porandakannya, semua dihempas oleh gelombang lautan, hanya sedikit yang bertahan, hanya sedikit yang selamat. Kesedihan melanda beribu-ribu manusia di Aceh, gelombang tersebut telah melenyapkan harta benda yang (mungkin) telah mereka kumpulkan bertahun-tahun bahkan mungkin seumur hidup mereka, bahkan yang lebih menyedihkan lagi, banyak anak kehilangan orang tuanya dan orang tua kehilangan anak, banyak kakak kehilangan adiknya dan adik kehilangan kakak, banyak suami kehilangan istri dan istri kehilangan suami, saudara, teman serta orang tersayang. Betapa besar kekuasaan alam dan manusia hanyalah serpihan pasir dari kebesaran alam itu.
Masih teringat betapa kesedihan melanda saat pesawat penumpang itu gagal lepas landas dan jatuh di atas perumahan yang ada, berapa banyak manusia yang tidak tahu menahu harus jadi korban ?
Masih teringat betapa harga bahan kebutuhan hidup yang melonjak naik, karena kenaikan komponen utama dari setiap bahan kebutuhan hidup itu, masyarakat kurang mampu semakin terperosok ke dalam jurang kemiskinan, masyarakat yang hidup pas-pasan harus mengencangkan perut dan mulut, dan masyarakat menengah harus mulai menurunkan standar kehidupannya.
Masih teringat betapa banyak sekali penyakit, flu burung, anthrax, busung lapar yang singgah mengunjungi daerah-daerah di negeri ini, penyakit yang tidak tersangka akan datang mengunjungi dan bahkan menjadi malaikat kematian bagi beberapa orang.
Masih teringat bagaimana berjuta-juta pencari kerja harus berebutan masuk ke area lokasi pameran kerja.
Masih teringat bagaimana beribu-ribu karyawan perusahaan dipecat karena perusahaannya mengaku pailit.

Akankah hal-hal itu akan terulang lagi di tahun ini ? akankah tahun ini akan menjadi tahun kesegaran bagi yang dahaga ? tahun kesuksesan bagi yang gagal ? tahun keselamatan bagi yang terkena bencana ? tahun perdamaian bagi yang sedang berperang ? tahun cinta kasih bagi yang sedang bertikai ?
tak ada yang tau semua itu, hanya Dia yang bisa menjawab itu.
Dan kita sebagai ciptaanNya, apakah punya hak untuk berdiam diri ? apakah punya hak untuk memasrahkan diri pada nasib ? apakah punya hak untuk mengandalkan orang lain yang mengerjakan apa yang sudah jadi kewajiban dirinya ?

Cukup sudah hal-hal buruk yang terjadi pada negara, bumi dan diri. Cukup sudah segala siksa lahir dan batin yang pernah menyapa. Cukup sudah tangis pilu yang pernah terdengar. Cukup sudah sinar kekecewaan yang memancar dari mata.

Semoga di tahun yang baru ini semua yang di cita-citakan bisa tercapai dengan baik. Dan janganlah lupa tuk selalu memohon pada sang kuasa di sana, agar Dia berikan jalan dan restuNya kepada kita semua.

BUAT TEMAN-TEMAN SEMUA, SELAMAT TAHUN BARU 2006

2 comments:

nie said...

Kita boleh berrencana, namun Dia yg berkehendak. :)
Namun lebih dari semua itu, kita harus yakin bahwa rencanaNya adalah yang terbaik bagi kita. Bahwa dibalik bencana, pasti ada rencana yang indah dan penuh damai sejahtera serta pelajaran berharga. Amin.

House of Covenant said...

met Natal n tahun baru ya :)